Wednesday, January 02, 2008

Prospek Pengembangan Anoa sebagai Penghasil Daging

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa anoa memiliki indeks penyebaran kelompok urat daging baku lebih baik daripada sapi, kerbau dan banteng. Rendahnya perlemakan ini disebabkan agresivitas dan aktifitas jelajah anoa di habitatnya yang lebih tinggi dibandingkan satwa lain yang telah didomestikasikan. Lebih lanjut dijelaskan bahwa anoa mampu beradaptasi dengan cepat secara baik terhadap jenis bahan pakan yang ada di kondisi ex situ, sehingga memungkinkan untuk dijadikan satwa budidaya. Meskipun demikian pada kondisi penangkaran atau budidaya, anoa masih banyak mendapat cekaman (stress) baik akibat suhu lingkungan ataupun karena makanannya, sehingga perlu diketahui dan dipelajari dari segi aspek domestikasi tersebut.

Pakan ANOA


Sebagaimana ruminansia pada umumnya, pakan Anoa terdiri atas pakan hijauan sebagai pakan dasar yang kaya serat kasar untuk sumber energi dan tangsal perut, dan pakan konsentrat yang kaya protein, energi, mineral organik dan vitamin yang diperlukan ternak. Ransum pakan tradisional lebih menitik beratkan perpaduan rumput dan dedaunan dengan indikator utama kenaikan bobot badan (Pujaningsih, 2005). Kerbau liar kerdil yang endemik ini makan rumput-rumputan, paku-pakuan, semak serta buah-buahan yang jatuh (Mackinnon and MacKinnon, 1979). Sejauh ini belum tersedia data mengenai kebutuhan nutrisi untuk Anoa sebagaimana hewan ternak lainnya.

Di alam bebas Anoa liar memakan “aquatic feed” antara lain berupa pakis, rumput, tunas pohon, buah-buahan yang jatuh, dan jenis umbi-umbian. Berdasarkan pengamatan Pujaningsih, et al., (2005) dan beberapa peneliti dilaporkan bahwa Anoa dataran rendah kadang-kadang juga meminum air laut yang diduga untuk memenuhi kebutuhan mineral mereka. Di dataran tinggi, Anoa menjilat garam alami dalam rangka pemenuhan kebutuhan mineralnya. Di tempat-tempat penangkaran maupun kebun binatang, Anoa diadaptasikan dengan diberi pakan berupa rumput kering dan pelet. (Malik et al., 2004; Pujaningsih, 2005; Pujaningsih et al., 2005).

PERFORMANCE ANOA


penampilan umum Anoa (Bubalus sp.)



Menurut Groves (1969), di Sulawesi terdapat dua jenis anoa, yaitu anoa dataran rendah (Bubalus depressicornis) dan anoa gunung (Bubalus quarlesi). Anoa dataran rendah berwarna hitam, terdapat bercak putih pada tungkai depan, panjang ekor dapat mencapai persendian lutut belakang, rambut agak jarang pada individu dewasa. Jantan memiliki warna rambut yang lebih gelap dibanding betina, kadang memiliki bercak putih berbentuk sabit (crescent) pada bagian bawah leher. Potongan melintang pangkal tanduk berbentuk triangular, terdapat garis-garis cincin (wrinkled) pada pangkal sampai seperdua panjang tanduk. Panjang tanduk berkisar 271-273 mm pada jantan, 183-260 mm pada betina. Panjang tengkorak 298-322 mm pada jantan dan 290-300 mm pada betina.

Lebih lanjut dideskripsikan oleh Groves (1969) bahwa anoa gunung memiliki warna rambut coklat kehitaman atau coklat kemerahan. Rambut lebih tebal, tidak terdapat bercak putih bentuk sabit pada leher. Dan bulu anoa ini lembut menggemaskan, tidak berbau seperti kambing atau domba.... Ekor lebih pendek, tidak lebih dari seperdua jarak pangkal ekor dengan persendian lutut belakang. Potongan melintang pangkal tanduk berbentuk conical, tidak terdapat garis-garis cincin (wrinkled) pada pangkal tanduk. Panjang tanduk 146-199 mm, panjang tengkorak 244-290 mm.

Menurut Nowak (1991) panjang kepala dan badan anoa berkisar 1600-1720 mm, panjang ekor 180-310 mm, tinggi bahu 690-1060 mm, berat badan berkisar 150-300 kg. Hasil pengamatan Fadjar (1973) menemukan bahwa anoa lebih sering ditemukan berpasangan. Kelompok anoa ditemukan apabila ada anoa betina dalam keadaan bunting dan mempunyai anak. Dilaporkan juga bahwa anoa mempunyai kesenangan berendam di dalam air dan berkubang di dalam lumpur, tetapi ada juga yang kurang menyukai air, karena jika hari hujan mereka mencari tempat berteduh di semak-semak. Periode bunting adalah 276 hari hingga 315 hari dan biasanya melahirkan satu anak. Seekor anoa dapat mencapai umur sekitar 20-25 tahun.

Dipercaya bahwa daging Anoa ini mempunyai khasiat bagi "stamina" pria, disamping itu tengkorak dan tanduknya dipercaya juga mempunyai nilai magis. Seberapa jauh kebenarannya masih perlu pengamatan lebih akurat lagi. Yang jelas, binatang ini banyak diburu untuk dimanfaatkan dagingnya.

MENGENAL UDANG NAGA


Udang Naga si penjaga harta....


Saat ini budidaya lobster khususnya lobster air tawar merupakan salah satu budidaya andalan yang digalakkan oleh Departemen Kelautan dan Perikanan. Prospek lungshia (dalam bahasa China berarti udang naga) sangat bagus lantaran harganya yang tinggi dan pasarnya terbuka lebar. Permintaan pasar domestik dan ekspor terus meningkat, sementara produksi terbatas.

Lobster, dahulu merupakan makanan yang ditolak oleh para narapidana di Massachusetts Amerika Serikat. Namun sekarang jenis udang ini jadi salah satu menu eksklusif di hotel-hotel dan restoran ternama. Menu makan malam yang menyajikan lobster yang disajikan di hotel berbintang dipatok dengan harga lebih dari Rp 100 ribu. Sedangkan di sebuah restoran di Bukit Merah, Singapura, baby lobster menjadi menu favorit pengunjung, dan tentu saja berharga mahal.

Lobster air tawar (LAT) merupakan komoditas potensial yang dapat dikembangkan. Lobster air tawar belum populer seperti udang windu yang sempat menduduki primadona di subsektor perikanan. Di Indonesia lobster banyak ditemukan di sungai-sungai di Papua. Lobster dapat digunakan sebagai ikan hias maupun konsumsi. Setiap jenis lobster memiliki ciri-ciri yang berbeda, baik ukuran maupun wama. Jenis-jenis lobster antara lain Cherax quadricarinatus (atau yang lebih dikenal red claw). Lobster air tawar mulai banyak dikenal oleh masyarakat, dari segi harga tidak kalah bersaing dengan udang windu.

Hingga kini, belum banyak yang menggeluti usaha budidaya lobster air tawar. Salah satu penyebabnya adalah masyarakat belum mengetahui pangsa pasar lobster air tawar. Kebanyakan orang hanya mengetahui lobster air laut yang ditangkap nelayan. Permintaan pasar lobster air tawar di dalam negeri cukup tinggi. Namun, hingga kini produksi domestik belum dapat memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini disebabkan belum banyak petani yang menggeluti budidaya lobster air tawar. Petani yang mengusahakan masih terbatas di kota besar antara lain Jakarta dan Yogyakarta. Prospek pasar luar negeri masih terbuka lebar, seperti ke Australia, Jepang dan Amerika Serikat. Harga lobster dalam negeri saat ini berada di kisaran Rp120.000- Rp200.000 per kg. Tentunya, harga lobster akan semakin mahal bila dikirim ke luar negeri. Permintaan lobster untuk konsumsi ke Eropa juga besar, namun belum bisa dipenuhi secara optimal karena pasokan masih terbatas.

Keunggulan lobster air tawar ini karena tidak mebutuhkan perawatan secara intensif, budidaya relatif mudah dibandingkan udang-udang yang lain. Teknik budidayanya cukup sederhana, sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja. Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar. Lahan yang dibutuhkan tidak luas, karena dapat dibudidayakan di akuarium atau kolam berukuran kecil. Lobster air tawar tidak mudah terserang penyakit, pemakan hewan maupun tumbuhan (omnivora), pertumbuhan relatif cepat dan memiliki daya bertelur tinggi. Lobster air tawar mengandung lemak rendah (< 2%), selenium yang merupakan antioksidan untuk menghindari penyakit jantung dan koroner, sumber yodium, zink, asam lemak omega 3, magnesium, kalsium dan fosfor.

Budidaya lobster ini sejatinya dapat dijadikan usaha sampingan yang mampu memberikan pendapatan tambahan yang lumayan besar. Seperti yang dilakukan oleh seorang pria kelahiran Yogyakarta yang sehari-hari melakukan kegiatan menabur pelet untuk pakan lobsternya sebelum ia memulai aktifitasnya sebagai pegawai di Departemen Perindustrian. Dari usaha sampingannya ini, ia dapat menangguk keuntungan sebesar dua juta rupiah setiap bulannya.

Ketertarikannya untuk membudidayakan lobster air tawar ini karena selain daya jualnya yang cukup tinggi dengan peluang pasar yang masih terbuka lebar, pun tidak perlu meluangkan banyak waktu untuk memeliharanya. "Lobster tidak membutuhkan perawatan intensif, mengganti air dan membersihkan akuarium pun cukup dilakukan seminggu sekali,"ujarnya. Banyak orang saat ini kepincut untuk membudidayakan lobster. Rekan-rekan kerja dan para tetangganya pun mulai mengikuti jejaknya. Sangatlah wajar apabila mereka merasa tertarik membiakkannya. Karena modal usaha budidaya lobster ini akan kembali dalam jangka waktu kurang dari setahun. Untuk memulai usaha ini dibutuhkan modal sebesar 2,5 juta - 3 juta rupiah untuk perlengkapan, akuarium beserta satu set indukan. Dalam jangka waktu empat bulan kemudian peternak dapat mencicipi hasilnya. Sedangkan biaya operasional yang dikeluarkan relatif kecil. Untuk pakan misalnya, hanya memerlukan satu kg untuk sebulan dengan harga Rp 10.000/kg.

Untuk perawatan ekstra biasanya hanya dilakukan pada saat moulting atau ganti kulit. Karena saat inilah tingkat kematian lobster meningkat. Ganti kulit mengakibatkan lemahnya kondisi lobster sehingga teman-temannya dengan mudah menyerang. Oleh karena itu peternak harus memindahkan lobster ke tempat yang lebih aman dengan cara memisahkan dari rekan-rekannya. Selain itu tidak ada gangguan yang berarti, hanya induk lobster biasanya sangat gampang kaget. Produktivitasnya akan menurun apabila mendengar suara petir.

Selama ini peternak menjual lobster secara eceran sebagai ikan hias. Mereka belum memanfaatkan peluang lobster sebagai sajian hidangan. Padahal Australia sebagai produsen utama dengan produksi mencapai 400 ton/tahun, 65 % produksinya diserap oleh pasar lokal. Sisanya baru diekspor ke Singapura dan Hongkong. Indonesia dapat melihat dan mencontoh perkembangan budidaya lobster yang dilakukan oleh Australia ini. Selama ini pasokan lobster untuk pasar dalam negeri lebih banyak mengandalkan dari hasil tangkapan alam. Sedangkan permintaannya yang terus meningkat belum terpenuhi. Sehingga perlu adanya alternatif pengembangan lobster secara budidaya untuk memenuhi permintaan pasar. Selain itu kegiatan budidaya ini juga untuk menjaga kelestarian lobster air laut.  (retno ip dari berbagai sumber)

Notes