PENGERTIAN
:
Imobilisasi
enzim adalah proses menggabungkan suatu enzim dengan suatu matriks padat
(support) secara fisik, sehingga dapat digunakan secara berulang kali dan
secara kontinyu. Teknik ini dikembangkan untuk memperbaiki beberapa kekurangan
penggunaan enzim tersebut.
Teknik
Imobilisasi Enzim (Chibata, 1978) : merupakan Enzim yang
secara fisik ditempatkan di dalam suatu daerah/ruang tertentu, sehingga dapat
menahan aktivitas katalitiknya serta dapat digunakan secara berulang-ulang dan
kontinyu.
Metode
imobilisasi enzim
Bentuk
enzim imobil : Partikel, membran, selongsong atau serat
Keterangan
metode imobilisasi enzim :
1.
“Carrier Binding :
Enzim yang diikat pada “carrier”
(matriks) yang tidak larut air.dibagi menjadi 3 jenis yaitu :1.) Adsorbsi fisik,
mudah dilakukan dan ekonomis, Enzim diadsorbsi pada permukaan “carrier”. Kelebihan
: Kondisi lunak → aktivitas
enzim tetap tingg, Dapat diregenerasi. Kelemahan : Kekuatan ikatan lemah ⇒ pH atau
kekuatan ion berubah mengakibatkan terjadinya bocor, Enzim dirusak
oleh m.o/enzim proteolitik.
2.) Ikatan Ionik, terjadi ikatan ionik antara enzim
dengan “carrier” yang tidak larut air dan mengandung residu penukar ion (R). Kelebihan dan kekurangan sama dengan cara
adsorbsi.
3.) Ikatan Kovalen, terbentuk ikatan kovalen antara enzim dengan
“carrier” tidak larut dalam air ⇒
ikatan kuat & tdk bocor
2. Cross
Linking (Ikatan Silang) : Terjadi ikatan kimia, tetapi tidak digunakan carrier
tidak larut air ⇒
Pembentukan ikatan melintang inter molekuler antara moleklul enzim dengan
pereaksi bifungsional atau multifungsional.
3.
Entrapping (penjeratan)
: Lokalisasi enzim dalam kisi matriks atau mikrokapsul (membran semipermeabel) ⇒ Enzim tidak
terikat pada matriks gel atau membran.
ü Tipe kisi
(lattice type)
Metode penjeratan
tipe kisi meliputi penjeratan enzim dalam bidang batas (interstitial space)
dari suatu ikat – silang polimer yang tidak larut dalam air misalnya gel
matriks.
ü Mikrokapsul
Penjeratan dengan
cara mikrokapsul melibatkan pelapisan enzim dengan membrane polimer
semipermeable. Prosedur untuk mikro enkapsulasi enzim dapat dibagi ke dalam tiga
kategori, yaitu:
-Polimerisasi interfasial
-Pengeringan cair (liquid drying)
-Pemisahan fase (phase separation)
Keuntungan
Imobilisasi
Menurut Messing,1975
disitasi oleh Smith, 1990 yaitu:
1. Dapat
digunakan berulang
2. Penghentian
proses cepat (diambil dengan filtrasi,
laju alir <<)
3. Kestabilan
lebih baik dengan adanya ikatan dengan adanya ikatan pada imobilisasi.
4.
Hasil tidak
terkontaminasi enzim Îuntuk pangan dan farmasi
5. Dapat digunakan untuk tujuan analisis,
misalnya menentukan umur tengah enzim dan
perkiraan
penurunan aktivitas
6.
Dapat
digunakan untuk proses kontinyu
7.
Pengontrolan
lebih baik
PEMURNIAN
ENZIM
Tujuan pemurnian enzim adalah untuk mengidentifikasi fungsi dan struktur
protein.
Beberapa teknik pemurnian enzim
· Sentrifugasi
Metode ini dipilih
untuk memisahkan larutan dari molekul yang lebih besar dalam skala laboratorium.
Sentrifugasi jarang digunakan dalam skala besar atau industry karena kapastitasnya
yang kecil dan dibutuhkan kecepatan yang sangat tinggi. Diameter partikel yang
besar, perbedaan massa jenis partikel dan larutan besar, serta viskositas larutan
yang rendah akan mempermudah terjadinya pemisahan. Kecepatan sudut yang tinggi,
radius putaran yang besar, dan lapisan cairan yang tipis dapat mempercepat
proses.
· Filtrasi
Filtrasi merupakan
pemisahan padatan dari sejumlah larutan melalui sebuah penyaring sehingga partikel
padat akan tertahan di penyaring tadi. Kecepatan aliran cairan yang melewati penyaring
bergantung pada perbedaan tekanan, hambatan oleh materi, kekentalan cairan, dan
hambatan oleh lapisan yang sudah terbentuk. Hal ini menyebabkan keefektifan penyaringan
yang mula-mula tinggi menurun drastic dengan semakin banyaknya materi yang
tersaring. Penyaring yang biasa dipakai merupakan filter press dan rotary drum
filter.
· Flokulasi dan koagulasi
Teknik ini baik digunakan
sebelum sentrifugasi atau filtrasi. Pada cairan yang sangat encer, flokulasi terjadi
dengan penambahan suatu reagen. Koagulasi merupakan adhesi spontan antar partikel
bila muatan partikel yang satu dapat dinetralkan oleh muatan partikel lain.
Teknik ini dapat diterapkan untuk pengendapan seluruh pecahan sel, atau larutan
protein.
· Ultra filtrasi dan Osmosa Balik
Pada ultrafiltrasi,
molekul-molekul dipaksa melewati suatu membrane dengan ukuran pori sangat kecil
dengan menggunakan tekanan hidraulik. Pada osmosa balik ukuran pori sedemikian kecilnya
sehingga yang dapat menembus melalui membrane hanya molekul-molekul pelarut.
Osmosa balik sering dipakai untuk pemekatan enzim sedangkan ultrafiltrasi digunakan
untuk fraksionasi protein berdasarkan ukurannya.
· Kromatografi
Kromatografi merupakan
cara pemisahan berdasarkan perbedaan interaksi antara komponen-komponen yang
akan dipisahkan dengan fasa diam dan fasa gerak.
ü Kromatografi gel filtrasi
Prinsip dari teknik
filtrasi gel (kromatografi filtrasi gel) adalah pemisahan molekul berdasarkan perbedaan
ukurannya. Perlakuan enzim selanjutnya adalah pemurnian berdasarkan ukuran dengan
kolom kromatografi filtrasi gel menggunakan sephadex G-100.
ü Kromatografi penukar ion
Dalam
kromatografi kolom penukar ion terdapat dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa
gerak. Syarat-syarat bahan yang bisa digunakan untuk fasa diam adalah tidak
terlarutpada fasa gerak, stabil pada kondisi proses yang dikehendaki dan mampu
menyerap zat-zat yang dipisahkan. Sedangkan bahan yang bisa dipakai sebagai
fasa gerak harusmempunyai sifat - sifat tidak melarutkan fasa diam, stabil terhadap
kondisi proses danmampu melepaskan atau melarutkan unsur - unsur atau ion - ion
yang terserap/terikatpada fasa diamnya, dengan besar kelarutan yang berbeda -
beda. Bahan yang dipakai untuk fasa diam adalah resin penukar ion. Resin
penukar ion ini dapat menyerap ion – ion yang dipisahkan, dengan menukarkan ion
- ion yang sesuai antara ion fasa diamnyadengan ion pada fasa geraknya. Dalam
proses pertukaran ion, fasa gerak bertugasmengambil kembali ion-ion yang
terkait pada penukar ion dengan jalan mengalirkannyamelalui tumpukan penukar
ion. Pada umumnya proses ini berlangsung pada sebuahkolom, dan fasa gerak ini
dialirkan dari atas ke bawah dengan kecepatan tertentu,sehingga mampu
menyebabkan reaksi pertukaran ion ketika fasa gerak mengalir melaluitumpukan
resin penukar ion
ü Kromatografi afinitas
Pemurnian enzim atau
protein menggunakan teknik kromatografi afinitas pada saat ini sangat popular dan
menjadi pilihan utama. Pemurnian ini dilakukan berdasarkan afinitas enzim atau
protein terhadap biomolekul lain (ligan), misalnya enzim terhadap inhibitor,
substrat atau produknya, afinitas antibody terhadap antigennya, atau afinitas hormone
terhadap reseptornya. Prinsip
kromatografi afinitas adalah pengikatan spesifik ligan dengan reseptor. Jadi,
dalam kromatografi afinitas minimum harus ada dua senyawa yang berikatan
spesifik. Dalam proses pemurnian satu tahap menggunakan kromatografi afinitas
diperlukan interaksi spesifik antara protein rekombinan dengan suatu ligan.
Keterbatasan metode ini adalah protein rekombinan yang akan dimurnikan harus
berinteraksi secara spesifik dengan suatu ligan. Jadi, jika tidak diketahui
ligan yang dapat berinteraksi secara spesifik maka tidak dapat dilakukan
pemurnian satu tahap.
Pertimbangan Penggunaan Enzim Imobil
untuk Industri :
1.
Biaya pembuatan enzim imobil “carrier” sering mahal & sulit diperoleh
2. Aktivitas enzim imobil mengalami penuruanan
aktivitas dpt menyebabkan konversi rendah
3. Kestabilan enzim imobil penting untuk menjaga
keseragaman produk & tingkat konversi yang tinggi karena dapat menyebabkan
rendemen rendah & waktu lbh lam
4.
Kemudahan regenerasi enzim