Biasanya untuk rekreasi orang-orang pergi ke Taman Safari Indonesia, Bogor, yang memang lebih populer, tapi harga tiket masuknya cukup mahal, dan lokasinya yang jauh menyulitkan untuk yang tidak memiliki mobil pribadi. Taman Margasatwa Ragunan tempatnya lebih dekat, harga tiket masuk lebih murah dan tidak kalah menarik. Doeloe kala... kesan umum terhadap Bonbin Ragunan Jakarta adalah kumuh dan jorok..., tetapi sekarang Bonbin Ragunan sudah bukan sekedar Kebon Binatang lagi, melainkan pusat rekreasi sekaligus konservasi..
Kebon binatang ini terletak di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dan cukup banyak dilalui oleh kendaraan umum, sehingga mudah dicapai. Di dalamnya terdapat banyak koleksi binatang, udaranya pun cukup sejuk dan teduh karena dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Tempat sampah serta toilet umum sangat mudah dijumpai sehingga tidak alasan bagi pengunjung untuk buang sampah atau "curhat" (= mencurahkan hajat) sembarangan.
Kebon binatang ini terletak di Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dan cukup banyak dilalui oleh kendaraan umum, sehingga mudah dicapai. Di dalamnya terdapat banyak koleksi binatang, udaranya pun cukup sejuk dan teduh karena dikelilingi oleh pepohonan yang rindang. Tempat sampah serta toilet umum sangat mudah dijumpai sehingga tidak alasan bagi pengunjung untuk buang sampah atau "curhat" (= mencurahkan hajat) sembarangan.
Bagi yang tidak kuat jalan jauh, bisa naik kereta-kereta apian yang routenya mengelilingi lokasi. Dari atas kereta api setidaknya bisa memperkirakan dimana kandang satwa yang ingin dituju. Karena kadang papan penunjuk lokasi kandang kurang tepat menunjukkan arahnya, sehingga jika yang waktu SD tidak ikut pramuka bisa tersesat dan muter-muter di sekitar kandang komodo :-(
Yang perlu diwaspadai adalah harga makanan yang dijajakan di lokasi Taman Margasatwa. Berdasarkan hasil 'survey' anak saya, semakin masuk ke lokasi maka harga soft drink semakin 'tidak berperikemanusiaan'.. Jadi buat yang ingin hemat, sebaiknya bekal minum sendiri. Juga buat yang "lidahnya rusak", karena ga bisa menerima makanan yang bumbunya a la kadarnya (ga etis mau bilang makanan yang dijual rasanya ke kiri dan ke kanan...), lebih asyiik jika bekal makanan sendiri dari rumah, sehingga kalau lapar tinggal cari tempat teduh dan buka bekal piknik dan dinikmati sambil mendengarkan suara si amang atau burung2 di kejauhan...
Sampah bisa langsung dibuang di tempat yang disediakan...naa...badan seger, energi balik, ransel ringan...jalaann lagee......
Yang perlu diwaspadai adalah harga makanan yang dijajakan di lokasi Taman Margasatwa. Berdasarkan hasil 'survey' anak saya, semakin masuk ke lokasi maka harga soft drink semakin 'tidak berperikemanusiaan'.. Jadi buat yang ingin hemat, sebaiknya bekal minum sendiri. Juga buat yang "lidahnya rusak", karena ga bisa menerima makanan yang bumbunya a la kadarnya (ga etis mau bilang makanan yang dijual rasanya ke kiri dan ke kanan...), lebih asyiik jika bekal makanan sendiri dari rumah, sehingga kalau lapar tinggal cari tempat teduh dan buka bekal piknik dan dinikmati sambil mendengarkan suara si amang atau burung2 di kejauhan...
Sampah bisa langsung dibuang di tempat yang disediakan...naa...badan seger, energi balik, ransel ringan...jalaann lagee......
Lokasi Taman Margasatwa Ragunan ini cukup luas... Perlu waktu 2 -3 hari untuk 'menguasai' satwa-satwa disini... (Tarzan kalee.........). Lokasi yang luas ini memungkinkan pihak pengelola untuk membuat kandangnya mirip dengan habitat asli si satwa. Jadi sudah tidak menggunakan pola kandang individual alias kerangkeng lagi...
Salah satu lokasi yang ditawarkan pengelola Taman Margasatwa Ragunan ini adalah Primata Centre yang pembangunannya disponsori oleh pemerintah Jerman. Berbagai jenis primata ada disitu, termasuk juga gorila yang dibuatkan kandang mirip di habitatnya. Pengunjung dapat dengan aman menyaksikan perilaku gorila dan primata yang lainnya tanpa si satwa merasa terganggu.
Silhouette gorila terbesar di primata centre yang diletakkan di tengah2 lokasi supaya pengunjung bisa membandingkan seberapa besar ukuran satwa ciptaan Tuhan yang mulai langka keberadaannya di Afrika sana dengan ukuran tubuhnya sendiri...
No comments:
Post a Comment